Paling ga seminggu sekali saya beli koran. dan yang selalu saya beli,, koran hari sabtu. Alasannya, karena banyak iklan lowongan kerjanya. Walaupun saya masih belum mau lulus, tapi baca2 lowongan kerja kadang2 kerasa menyenangkan buat saya.. seperti bisa ngeliat masa depan, kira2 gimana ya klo ntar lulus aku kerja disana?? kerjanya ntar gini-gini, pindah di kota ini, gajinya segini dst2. Tapiii, kadang2 juga baca iklan lowongan jadi kerasa mindeerr bgt, soalnya lumayan banyak juga nih, perusahaan yang ngasih persyaratan karyawannya g kira2: ajiib, banyaak bgt.. mungkin tuh perusahaan males buat ngembangin karyawan dan langsung nyari "superman" buat ngerjain semuanya.
Contohnya ini nih (ambil dari blog tikabanget.com):
Dibutuhkan segera Database Administrator/Application Developer
Kriteria :
D3/S1 Teknik Informatika/Komputer
Laki-laki max. 30 tahun
Pengalaman min. 2 tahun di bidangnya
Menguasai database Oracle (Oracle Application 11.5.9)
Menguasai RedHat Linux AS 2.1 / 3.0 atau ES 2.1 / 3.0
Menguasai pemrograman dengan VB, Delphi atau Oracle developer
Mempunyai pengalaman menggunakan aplikasi ERP.
She said: "Ada temen sayah bilang, para pencari kerja di Endonesa suka ndak kira kira kalo bikin daftar kriteria pegawainya. Gila aja ituh liat di atas. Jagoan amat ituh bisa menguasai Oracle, Linux, sekaligus pemrograman.."
i just don't get it...
June 21, 2008
Malang "pernah" sedingin ini
Akhir2 ini, sperti juga waktu tahun2 sebelumnya, pas mau mulai tahun ajaran baru, kira2 bulan juni-juli. Udara di malang jadi terasa dingiiinn bgt..
Kadang karena suhu udara yg g lazim ini,bikin saya kembali ngerasa terasing di kota ini. serasa kembali lagi ke masa awal dateng ke Malang. Dimana saya waktu itu ngerasa semuanya asing,baru dan gak lazim.. seluruh kota sepertinya mengucilkan saya karena saya bukan bagian darinya. Disini adalah dunia yg baru,yang beda dan yang asing bagi saya. suhu udara yg beda,bahasa yg beda,makanan yg beda,cara berpikir yg beda,kebiasaan yg beda dst.. Saat itu,saya pikir, saya merasa sangat tidak nyaman.
Rasa tidak nyaman yang "simply" karena saya tidak tahu, tidak terbiasa, dan tidak memahami. Karena memang, ini bukan dunia saya. Dunia saya adalah dimana saya bisa merasa nyaman. Dimana saya tahu, terbiasa dan paham dengan semua cara2 yang ada.
Pertanyaan yang muncul: lalu kenapa saya mau meninggalkan semua kenyamanan2 itu dan pindah ke tempat yang membuat saya gak nyaman??, well, pada saat itu juga sebenernya saya sudah menemukan jawabannya. Rasa tidak nyaman karena berada di lingkungan yang baru itu sudah tertutupi oleh perasaan lain yang lebih kuat, dan yang sifatnya positif dan menyenangkan, yaitu perasaan very-very excited, karena telah menemukan hal yang baru, yang beda,yang akan memperkaya wawasan saya, dan yang mungkin akan mengubah hidup saya. Perasaan inilah yang sampai saat ini terus membuat saya kangen dan ingin terus mengejarnya.. Yang membuat saya melupakan semua kejenuhan hidup, yang membuat saya terus bersyukur kepada tuhan YME.
Kemampuan untuk menemukan dan mempelajari hal baru.. mungkin inilah anugrah terbesar bagi umat manusia. Dan tuhan pun menjadikannya sebuah "passion", sehingga tak terhitung banyaknya manusia yang bekerja sangat keras, bepergian ribuan kilometer, membaca ratusan buku, melihat dan mendengar jutaan cerita dan sebagainya, demi untuk mendapatkan perasaan telah menemukan dan mempelajari hal baru tadi. Sebuah "passion" yang sangat kuat, sehingga manusia rela meninggalkan semua kenyamanan dan kemapanannya demi untuk merasakan perasaan itu.. dan,sekali lagi, perasaan yang sampai saat ini terus membuat saya kangen dan ingin terus mengejarnya.
Kadang karena suhu udara yg g lazim ini,bikin saya kembali ngerasa terasing di kota ini. serasa kembali lagi ke masa awal dateng ke Malang. Dimana saya waktu itu ngerasa semuanya asing,baru dan gak lazim.. seluruh kota sepertinya mengucilkan saya karena saya bukan bagian darinya. Disini adalah dunia yg baru,yang beda dan yang asing bagi saya. suhu udara yg beda,bahasa yg beda,makanan yg beda,cara berpikir yg beda,kebiasaan yg beda dst.. Saat itu,saya pikir, saya merasa sangat tidak nyaman.
Rasa tidak nyaman yang "simply" karena saya tidak tahu, tidak terbiasa, dan tidak memahami. Karena memang, ini bukan dunia saya. Dunia saya adalah dimana saya bisa merasa nyaman. Dimana saya tahu, terbiasa dan paham dengan semua cara2 yang ada.
Pertanyaan yang muncul: lalu kenapa saya mau meninggalkan semua kenyamanan2 itu dan pindah ke tempat yang membuat saya gak nyaman??, well, pada saat itu juga sebenernya saya sudah menemukan jawabannya. Rasa tidak nyaman karena berada di lingkungan yang baru itu sudah tertutupi oleh perasaan lain yang lebih kuat, dan yang sifatnya positif dan menyenangkan, yaitu perasaan very-very excited, karena telah menemukan hal yang baru, yang beda,yang akan memperkaya wawasan saya, dan yang mungkin akan mengubah hidup saya. Perasaan inilah yang sampai saat ini terus membuat saya kangen dan ingin terus mengejarnya.. Yang membuat saya melupakan semua kejenuhan hidup, yang membuat saya terus bersyukur kepada tuhan YME.
Kemampuan untuk menemukan dan mempelajari hal baru.. mungkin inilah anugrah terbesar bagi umat manusia. Dan tuhan pun menjadikannya sebuah "passion", sehingga tak terhitung banyaknya manusia yang bekerja sangat keras, bepergian ribuan kilometer, membaca ratusan buku, melihat dan mendengar jutaan cerita dan sebagainya, demi untuk mendapatkan perasaan telah menemukan dan mempelajari hal baru tadi. Sebuah "passion" yang sangat kuat, sehingga manusia rela meninggalkan semua kenyamanan dan kemapanannya demi untuk merasakan perasaan itu.. dan,sekali lagi, perasaan yang sampai saat ini terus membuat saya kangen dan ingin terus mengejarnya.
June 13, 2008
NasGor = indonesian fastfood??
Beberapa waktu lalu,saya sama beberapa temen lagi jalan2 di mall yang baru aja buka di malang.Pas lagi bingung mau nyari makan, salah seorang temen saya usul buat makan di sebuah tempat makan fast food di tempat itu aja,KFC. Alasan dia waktu itu sih, karena disana makanannya udah terjamin,enak dan nunggunya ga pake lama. Tapi.. ya gitu,yang lainnya pada ga mau, ada yg alesan (dengan sok2 pasang muka pinter) bahwa fast food itu gak baik bgt buat kesehatan,ayamnya disuntik hormon macem2,kadar garam dan gulanya terlalu tinggi,gizinya gak lengkap,terlalu banyak lemak dan kolesterol,banyak pake penyedap rasa,MSG,kurang sayuran dst. temen saya yg lain lagi (dengan tampang innocent dan memelas) cuma kasih satu alasan yang singkat:"disana kan muahaaal..".
akhirnyaaa,karena semangat kebersamaan yg tinggi, kita g jadi makan fast food.Tapi kembali lagi ke daerah sekitar kampus, dan makan layaknya anak kos: nasi goreng yang dijual pake gerobak dorong. Anehnya, pas makan nasgor yg cukup maknyuss itu,kayaknya ada feeling2 aneh di otak, rasa dejavu dengan obrolan pas mau ke fastfood tadi. Soalnya alasan kita makan di nasgor gerobak dorong yaa karena, makanannya enak,dan nunggunya g pake lama. Dan setelah dipikir2 lagi, sebenernya nasgor itu juga gak kalah buruk buat kesehatan daripada fastfood karena alasan yang sama: banyak pake penyedap rasa,MSG,kadar garam dan gulanya terlalu tinggi,gizinya gak lengkap,terlalu banyak lemak dan kolesterol,kurang sayuran dst. dan harganya sekarang juga lumayan mahal,yg pake telor 6 ribu. bandingin sama nasi+sayur+lauk di warung2 biasa.
Mungkin satu2nya yg beda antara nasgor gerobak dorong sama fastfood tadi ya cuma kelasnya aja.Yg fastfood,mungkin karena impor,jadi lebih high class,padahal di tpt asalnya sono,fast food juga jadi makanan kelas pekerja. Wah, jadi sebenernya sama aja dong.. dan disini kok semuanya sama2 laku ya!? jadi mungkin aja nih, klo ada yg inisiatif buat mengekspor beberapa biji gerobak dorong nasgor ke amerika,disana bisa laku juga.. heheehe..:smile:
akhirnyaaa,karena semangat kebersamaan yg tinggi, kita g jadi makan fast food.Tapi kembali lagi ke daerah sekitar kampus, dan makan layaknya anak kos: nasi goreng yang dijual pake gerobak dorong. Anehnya, pas makan nasgor yg cukup maknyuss itu,kayaknya ada feeling2 aneh di otak, rasa dejavu dengan obrolan pas mau ke fastfood tadi. Soalnya alasan kita makan di nasgor gerobak dorong yaa karena, makanannya enak,dan nunggunya g pake lama. Dan setelah dipikir2 lagi, sebenernya nasgor itu juga gak kalah buruk buat kesehatan daripada fastfood karena alasan yang sama: banyak pake penyedap rasa,MSG,kadar garam dan gulanya terlalu tinggi,gizinya gak lengkap,terlalu banyak lemak dan kolesterol,kurang sayuran dst. dan harganya sekarang juga lumayan mahal,yg pake telor 6 ribu. bandingin sama nasi+sayur+lauk di warung2 biasa.
Mungkin satu2nya yg beda antara nasgor gerobak dorong sama fastfood tadi ya cuma kelasnya aja.Yg fastfood,mungkin karena impor,jadi lebih high class,padahal di tpt asalnya sono,fast food juga jadi makanan kelas pekerja. Wah, jadi sebenernya sama aja dong.. dan disini kok semuanya sama2 laku ya!? jadi mungkin aja nih, klo ada yg inisiatif buat mengekspor beberapa biji gerobak dorong nasgor ke amerika,disana bisa laku juga.. heheehe..:smile:
"as smart as they are"
Suatu kali saya berdebat dengan teman2 tentang kualitas sumber daya manusia Indonesia. Salah satu teman saya (yg saya rasa jiwa nasionalismenya paling tinggi, dan kayaknya mengidolakan suharto..) mengatakan bahwa selain Indonesia ini negri yg alamnya kaya, juga punya kualitas sumber daya manusia yg hebat. Tidak kalah dengan negara2 eropa. Orang indonesia itu pinter2,cerdas2, sopan santun dan berakhlak mulia. Dengan penuh semangat dia cerita, lengkap dengan cerita2 luar biasa, kisah nyata ttg orang2 indonesia yg pinter2 dan hebat2 itu. Tetapi teman saya yg satu lagi (yg saya rasa pikirannya selalu pesimis dan negatif ttg negri kita), bilang bahwa masyarakat kita ini bila dibandingkan dengan orang luar negri sangat jauh tertinggal. kita ini bodoh,males, gampang dipengaruhi, akhlaknya jelek, males, tidak berperikemanusiaan, males, dsb2.. lengkap dengan lebih byk lg cerita2 ttg kemalasan dan kenegatifan orang2 indonesia. Bagi saya, pernyataan teman saya yg kedua ini terasa lebih benar..
Beberapa jam setelah perdebatan itu,saat lg sendirian d kamar,saya berpikir,apakah pernyataan teman saya yg pesimis itu memang benar?apakah kita ini terlahir bodoh dan lebih rendah dari bangsa lain?? klo tidak bodoh, apakah kita terlahir dengan sifat2 jelek seperti malas,gampang dipengaruhi, pasrah, kurang peduli dsb2?? sehingga bangsa kita makin terpuruk sementara bangsa2 lain terus maju?
Baru beberapa saat kemudian, saya baru teringat dengan cerita2 teman saya yg pertama. Banyak juga sodara2 kita sesama indonesia yg pinter2 dan hebat2, yg jd peneliti dan periset kelas dunia, yg menang lomba ini-itu tingkat internsional,yg jd CEO di perusahaan2 gede,yg mulai bisnis dari nol sampe bisa jd milyuner,yg dapat gelar S3 dari luar negri dst2.. bukankah mereka juga sama seperti kita?dan jumlah mereka juga banyak, berarti kita bukan bangsa yg jelek. saya percaya kita semua dilahirkan dengan kebaikan2.
Kekurangan,kekalahan dan sifat2 jelek bangsa ini,kalaupun ada,itu bukan takdir.Kita dilahirkan sederajat dengan bangsa lain. saya baru inget pernah membaca sebuah pernyataan yg bagus sekali dari blog AIESEC, yg ditulis oleh orang yg bener2 telah berinteraksi dengan orang2 dari negara lain.
""I found that actually, we are as smart as them. What we are thinking in terms of strategy and initiatives is just like what we're thinking. So, what makes them grow so fast and we're not.
I started to reflect and the answer, I think, it's because we're rarely push ourselves to the limit. Rarely achieving what we should have achieved and often compromising with it. Try to reason why we cannot achieve it.""
dan emang bener sih,klo kita merasa gagal,jelek,gak pantas,kurang pintar,kurang maju ato dalam hal ini kurang maju dibanding negara lain, hal inilah yang seharusnya kita pertanyakan,"do we had pushed ourselves to the limit??", do we had work our best to achieved our goals?? or we just compromising and looked down on it?? or even worst, we blame to other factor...
Beberapa jam setelah perdebatan itu,saat lg sendirian d kamar,saya berpikir,apakah pernyataan teman saya yg pesimis itu memang benar?apakah kita ini terlahir bodoh dan lebih rendah dari bangsa lain?? klo tidak bodoh, apakah kita terlahir dengan sifat2 jelek seperti malas,gampang dipengaruhi, pasrah, kurang peduli dsb2?? sehingga bangsa kita makin terpuruk sementara bangsa2 lain terus maju?
Baru beberapa saat kemudian, saya baru teringat dengan cerita2 teman saya yg pertama. Banyak juga sodara2 kita sesama indonesia yg pinter2 dan hebat2, yg jd peneliti dan periset kelas dunia, yg menang lomba ini-itu tingkat internsional,yg jd CEO di perusahaan2 gede,yg mulai bisnis dari nol sampe bisa jd milyuner,yg dapat gelar S3 dari luar negri dst2.. bukankah mereka juga sama seperti kita?dan jumlah mereka juga banyak, berarti kita bukan bangsa yg jelek. saya percaya kita semua dilahirkan dengan kebaikan2.
Kekurangan,kekalahan dan sifat2 jelek bangsa ini,kalaupun ada,itu bukan takdir.Kita dilahirkan sederajat dengan bangsa lain. saya baru inget pernah membaca sebuah pernyataan yg bagus sekali dari blog AIESEC, yg ditulis oleh orang yg bener2 telah berinteraksi dengan orang2 dari negara lain.
""I found that actually, we are as smart as them. What we are thinking in terms of strategy and initiatives is just like what we're thinking. So, what makes them grow so fast and we're not.
I started to reflect and the answer, I think, it's because we're rarely push ourselves to the limit. Rarely achieving what we should have achieved and often compromising with it. Try to reason why we cannot achieve it.""
dan emang bener sih,klo kita merasa gagal,jelek,gak pantas,kurang pintar,kurang maju ato dalam hal ini kurang maju dibanding negara lain, hal inilah yang seharusnya kita pertanyakan,"do we had pushed ourselves to the limit??", do we had work our best to achieved our goals?? or we just compromising and looked down on it?? or even worst, we blame to other factor...
Subscribe to:
Posts (Atom)